“Pencerahan adalah keluarnya manusia dari ketidakdewasaan yang dibuatnya sendiri. Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan untuk menggunakan pemahaman sendiri, tanpa bantuan dari orang lain. Ketidakdewasaan yang dibuat sendiri ini tidak terjadi karena kurangnya pemahaman, melainkan karena tidak adanya keberanian, yakni ketidakberanian untuk menggunakan pemahaman tanpa arahan dari orang lain. Sapere Aude! Beranilah untuk menggunakan pemahamanmu sendiri! Itulah semboyan Pencerahan” - Immanuel Kant - "sebuah catatan ringan buah peradaban." by: Aidil#

Selasa, 25 Juni 2013

Kenaikan BBM: Antara Sikap Anti Sosial dan Kemunafikan

Kebijakan yang disengaja, lalai, atau pelecehan?
Sidang paripurna pengesahan APBNP 2013 akhirnya disahkan oleh DPR. Hal yang paling menarik dan ditunggu masyarakat Indonesia dari pembahasan itu tentu masalah kenaikkan harga BBM yang dipastikan naik. Tentu kenaikan harga BBM subsidi menjadi sebuah hantu sosial bagi masyarakat kalangan bawah. Efek domino dari kenaikan harga BBM akan berimbas pada kenaikan seluruh sektor harga komoditas barang, jasa, dan transportasi. Kebijakan ini diakui secara politis ataupun secara sosial sebagai kebijakan yang tidak populer. Namun dibalik ketidak populeran kebijakan kenaikan harga BBM, masyarakat harus dihadapkan pada pilihan yang sangat populer, yaitu “kemiskinan”. Situasi seperti ini bisa kita sebut sebagai fetakompli. Fetakompi (faith a comply) merupakan situasi dimana kita dihadapkan dan dijebak supaya harus mengikuti pilihan yang diberikan dengan standarisasi kebenaran yang dipatoknya sendiri. Keadaan seperti ini mungkin lebih populer dengan sebutan “seperti memakan buah simalakama”. Alibi sederhana yang dibangun untuk kebijakan yang kenaikan harga BBM, harga dinaikkan dengan mengurangi subsidi atau anggaran negara bisa jebol karena terlalu besarnya subsidi BBM.
Kebijakan pengurangan subsidi BBM bisa saja benar secara ekonomis, legal secara politis, dan sah secara konstitusional. Akan tetapi menurut penulis, kebijakan ini cacat secara sosial. Bisa juga dikatakan bahwa kebijakan ini adalah sebuah kebijakan anti sosial (anti-social behaviour). Kebijakan anti sosial itu adalah prilaku yang kurang pertimbangan untuk orang lain dan dapat menyebabkan kerusakan pada masyarakat baik secara sengaja ataupun berdasarkan kelalaian. Naif rasanya untuk menyebutkan kalau kebijakan yang disetujui oleh 338 anggota DPR itu berdasarkan kelalaian. Namun terlalu vulgar juga rasanya untuk menyebut para wakil rakyat memutuskan sebuah kebijakan (policy) yang memang faktanya adalah tindakan anti sosial. Atau memang benar keduanya antara kelalaian dan kesengajaan.
Lalai dalam mengelola Migas dan anggaran negara sehingga menyebabkan jebolnya anggaran, serta sengaja membuat situasi fetakompli dengan maksud program perampokan anggaran negara selanjutnya melalui APBNP. Apa yang penulis maksud dengan program perampokan anggaran negara? Langkah yang diambil pemerintah untuk mengimbangi kebijakan pengurangan subsidi salah satunya adalah memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Nah, dalam konteks program BLSM yang manis dalam tataran retoris seperti ini, akan berbanding terbalik dengan implementasi di lapangan. Secara politik ini akan dicurigai sebagai politik uang (money politic) untuk kepentingan kelompok penguasa atau status quo. Secara sosial program ini seperti semacam pelecehan sosial kepada masyarakat. Kenapa disebut dengan pelecehan sosial? Seakan-akan pemerintah menunjukkan kepada masyarakat, penyelesaian masalah itu harus dengan uang tunai. Ini mungkin semacam penampakan nomena terhadap fenomena suap dan korupsi yang selama ini terjadi. Begitulah cara pemerintah menyelesaikan masalah kemiskinan kultural dan struktural pada masyarakat, “hanya dengan uang 150 ribu”.
Secara historitas, pemberian BLSM seperti ini tentu tidak pernah sesuai dengan filosofi bangsa Indonesia. Pada tahun 1948, Tan Malaka dalam buku Pandangan Hidup, menulis tentang “Indonesia Sederhana”. Filosofi bangsa Indonesia digambarkan sebagai masyarakat yang mampu survive dalam keadaan apapun karena bangsa ini adalah bangsa yang mempunyai kekayaan alam. Lebih lanjut Tan Malaka mengatakan, “dimana keadaan alam dan masyarakatnya mengalami perubahan, disana tenaga dan otak penduduk Indonesia menunjukkan juga kesanggupan penuh terhadap segala macam kemajuan jasmani dan rohani yang dikehendaki oleh alam dan masyarakat yang berubah itu”. Nah, pemberian BLSM yang menjadi intrik pemerintah untuk mengimbangi kebijakan kenaikan BBM itu menyalahi sejarah nusantara. Bangsa dan masyarakat Indonesia selalu kreatif dan mandiri dan tidak pernah dididik untuk menjadi masyarakat pengemis. Fakta sejarah lain mengenai kemandirian bangsa ini ketika Soekarno menolak bantuan Amerika, dan mengatakan “persetan dengan bantuan kalian” (go to hell for your aid). Sejarah nusantara menunjukkan bangsa Indonesia bukan bangsa manja dan bangsa pengemis kini telah dilecehkan secara sosial oleh pemerintah dengan program BLSM. Tentu kebijakan itu ahistoris dan melecehkan martabat dan harga diri masyarakat Indonesia.
 Kembali kepada fokus keputusan kenaikan harga BBM, ada semacam paranoid masyarakat menghadapinya. Waktu keputusan kebijakan ini berdekatan dengan bulan ramadhan, lebaran, dan tahun ajaran baru. Waktu dimana kebutuhan ekonomi masyarakat biasanya meningkat tajam. Dalam persoalan timing seperti inilah pemerintah patut diduga mengidap penyakit anti sosial terhadap masyarakat. Sengaja atau lalai, harus diakui bahwa kebijakan ini akan membuat angka kemiskinan meningkat tajam. Kemiskinan akan berimbas pada patologi sosial seperti kriminalitas, korupsi, disparitas sosial yang menyebabkan konflik, dan ketergantungan pada pihak lain. Sebuah harga mahal yang harus dibayar oleh sebuah kebijakan yang dianggap pro(yek) rakyat.

Pro rakyat atau kemunafikan?
Sisi lain yang menarik untuk dicermati adalah mekanisme kenaikan harga BBM. Sebelum kebijakan ini disahkan secara paripurna, terdapat perpecahan dari kubu setgab (pemerintah) tentang kebijakan ini. Salah satu partai koalisi yang juga bagian integral dari pemerintah, menolak kenaikan harga BBM. Menurut penulis, dalam menikmati dagelan ini, logika awam kita akan ditantang apakah penolakan ini benar-benar pro rakyat, atau sebuah kemunafikan politik sebagai instrumen pencitraan? Apabila yang menolak punya maksud baik terhadap rakyat dan yang mendukung juga punya maksud baik, maka maksud baik mana yang benar-benar baik? Maksud baik tidak mungkin bertentangan dengan maksud baik, bukan?
Cerita lain dibalik kenaikan harga BBM ini adalah dianggarkannya bantuan untuk Lapindo sebanyak 155 Milliyar dalam APBNP 2013. Hal ini sulit untuk tidak dihubungkan dengan deal politik antara Golkar dan Demokrat. Melihat fakta ini, maka alasan jebolnya anggaran pemerintah tidak begitu kuat secara sosiologis dan etika. Belum lagi melihat sidang paripurna yang dihiasi dengan perilaku kekanak-kanakan (childish) anggota DPR. Ketika pengambilan voting muncul teriakan, celetukan, sindiran, dan tertawa renyah antar fraksi. Seolah-olah mereka tidak serius membahas permasalahan ini. Sedangkan di luar parlemen, elemen masyarakat dan mahasiswa dengan penuh idealisme meneriakkan suara hati rakyat. Maka menjadi wajar kita membenarkan pernyataan keras Gus Dur Dur dulu yang menyebutkan anggota DPR seperti taman kanak-kanak bahkan play group.
Melihat sikap yang seperti itu, paripurna tentang pembahasan APBNP tidak lain dari ajang pencitraan yang seolah-olah pro rakyat, namun berselimut kemunafikan. Terlepas dari kebijakan itu benar atau salah, secara sosial etika parlemen tidak menunjukkan sikap sekumpulan negarawan yang benar-benar berpikir untuk rakyat. Dan di sisi lain, pemerintah telah berhasil mengungkap nomena dari fenomena anti sosial yang selama ini digunakannya. Sudah saatnya masyarakat berpikir kritis terhadap kata-kata pro rakyat yang diucapkan politisi. Sederhana namun miris, kata pro rakyat ternyata bermakna kemunafikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver