“Pencerahan adalah keluarnya manusia dari ketidakdewasaan yang dibuatnya sendiri. Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan untuk menggunakan pemahaman sendiri, tanpa bantuan dari orang lain. Ketidakdewasaan yang dibuat sendiri ini tidak terjadi karena kurangnya pemahaman, melainkan karena tidak adanya keberanian, yakni ketidakberanian untuk menggunakan pemahaman tanpa arahan dari orang lain. Sapere Aude! Beranilah untuk menggunakan pemahamanmu sendiri! Itulah semboyan Pencerahan” - Immanuel Kant - "sebuah catatan ringan buah peradaban." by: Aidil#

Sabtu, 14 September 2013

Arus Balik Politik Ulama

Peranan ulama dalam masyarakat dewasa ini tidak bisa hanya dipandang dalam perspektif keagamaan saja. Ulama bisa menjadi satu poros kekuatan dalam usaha percepatan civil society di Indonesia. Posisi strategis yang diperoleh ulama tidak bisa dianggap karena mereka adalah tokoh masyarakat dalam bidang religiusitas saja. Namun ulama dipandang sebagai sosok yang menjadi penyejuk di tengah hiruk pikuk masalah hukum dan politik bangsa ini. Namun hal ini berubah tatkala konstelasi politik yang mulai masuk dalam arena pertarungan praktis. Posisi ulama yang seharusnya menjadi penengah panasnya konstelasi politik, bisa saja terseret dalam arus pragmatis yang ditawarkan oleh partai politik. Maka tidak heran apabila dalam mimbar atau pengajian keagamaan sekalipun, kita mendengar adanya mimbar politik tersembunyi. Pertanyaannya adalah, apakah ulama diharuskan berpolitik secara praktis, atau hanya menjadi penengah dalam kontestasi politik?
            Pertanyaan itu bisa kita analisis menggunakan dua asumsi. Asumsi pertama, apabila ulama diharuskan berpolitik secara praktis, maka muncul stigma dalam masyarakat bahwa semua yang disampaikan oleh para ulama mempunyai muatan ideologi politik tertentu. Stigma negatif seperti ini wajar muncul karena kontestasi politik tidak mengenal win-win solution, yang ada hanya win-win. Sama halnya ketika seorang petarung memasuki kolosium untuk bertarung, maka yang terpikirkan adalah cara untuk menang. Nah, saya mengibaratkan kontestasi politik merupakan sebuah kolosium pertarungan yang hanya memikirkan bagaimana caranya untuk menang. Dalam konteks asumsi yang pertama seperti ini, bisa saja seorang ulama menggunakan logika-logika agama untuk membawa mainstream ideologi kepentingan politiknya. Dalam sejarah nusantara sebagaimana yang ditulis oleh Azyumardi Azra dalam disertasinya, bagaimana seorang ulama besar, Abd Rauf al-Sinkili dituduh melakukan kompromi integritas intelektual keagamaannya ketika ditanya tentang kepemimpinan perempuan, namun dia tidak menjawab dengan jelas. Jawaban yang tidak jelas dari Al-Sinkili karena berhadapan dengan status quo aceh yang pada waktu dipimpin oleh seoaran Sulthanah Zakiyyah al-Din. Artinya al-Sinkili tidak mau memberikan jawaban secara jelas karena itu berhubungan dengan keadaan politik yang dipimpin oleh seorang perempuan. Sekali lagi, apabila ulama langsung masuk dalam politik praktis, maka skeptisasi masyarakat terhadap fatwa ulamapun akan terjadi.
            Asumsi kedua adalah, apabila ulama hanya berfungsi sebagai poros penengah dalam kancah kontestasi politik, maka keadaan perpolitikan akan menjadi kering karena diisi oleh kecendrungan mainstream politik yang sama tanpa ada pembeda. Dalam dua asumsi yang sama-sama tidak menguntungkan ulama ini, maka harus ada solusi cerdas. Sebenarnya dalam kilas balik sejarah Indonesia, dua asumsi yang kita gunakan ini langsung terbantahkan. Ulama mempunyai peranan politik yang sangat vital dalam penyusunan dasar negara. Misalnya adalah peranan yang dipegang oleh KH. Wahid Hasyim dan H. Agus Salim. Mereka adalah ulama yang berpolitik dengan integritas kellimuan dan kemapanan pemahaman yang menjadi mainstream penyejuk di tengah panasnya arus perbedaan pendapat yang terjadi.
 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver